JAKARTA - Meski bahaya paparan asap rokok pada anak sudah diketahui secara luas, namun nyatanya masih banyak anak-anak yang terpapar asap rokok ketika di rumah atau di tempat umum. Hal ini menurut peneliti membuat mereka rentan untuk alami dampak jangka panjangnya.
Pemimpin studi Dr Geetha Raghuver dari American Heart Association mengatakan kebanyakan anak terpapar karena orang tuanya adalah seorang perokok. Bahan kimia pada asap yang dihirup oleh anak bisa mengubah aliran darah, pembuluh darah, tekanan darah dan ritme jantung.
Dalam jurnal Circulation anak-anak disebut paling rentan terutama karena mereka tak punya kekuasaan mengendalikan konsumsi tembakau di lingkungannya. Selain itu secara fisik tampaknya anak-anak juga memang lebih lemah terhadap efek asap.
"Anak-anak minoritas dan mereka yang berasal dari latar belakang miskin terpapar lebih sering. Merokok itu sangat adiktif dan penghilang stres, sehingga ditambah dengan akses yang mudah mungkin menjadi alasan kenapa hal ini masih lazim," kata Dr Raghuver seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (13/8/2016).
Menurut Dr Raghuver ketika anak terus terpapar rokok dalam jangka panjang risiko untuk berkembangnya masalah pernapasan, jantung, dan kematian dini akan terus menghantui hingga ia dewasa.
"Menghindari anak untuk tak jadi perokok pasif mungkin bukan prioritas utama orang tua karena saking banyaknya stres seperti harus mengantar anak kesekolah, bayar tagihan, dan menyiapkan makanan," komentar Dr Annie Lintzenich Andrews dari Medical University of South Carolina.
"Selain itu, seringnya dampak paparan asap rokok ini tak langsung terlihat pada anak sehingga orang tua jadi sulit mengapresiasi risiko yang ada," pungkas Dr Annie.