DENPASAR - Sekitar 96 persen anak usia 12 sampai 17 tahun memiliki keinginan merokok karena melihat tayangan iklan rokok di televisi.

Demikian disampaikan Made Kerta Duana dari Bali Tobacco Control Initiative, Universitas Udayana, Bali. Menuruti dia sebagian besar masyarakat melihat papan reklame rokok keren membuat mereka merokok.

“Kan iklannya gak ada loe gak rame, setelah itu jadilah pemimpin, pokoknya keren yang membuat anak-anak berkeinginan untuk merokok,” jelas Kerta dalam workshop inisiasi pengaturan iklan rokok di luang ruang, Kamis (24/3/2016).

Ia mengatakan, selain dari reklame rokok, sebanyak 92 persen anak usia 12 sampai 17 tahun berniat untuk merokok karena melihat iklan di televisi. Baru sisanya sebanyak 2.5 persen melihat di media cetak.

Dekan Kedokteran Universitas Udayana, Prof Dr dr Putu Astawa, mengatakan iklan rokok masih sangat marak di Bali dan terkesan agresif. Ini harus diantisipasi untuk mengurangi jumlah perokok pemula di Bali.

“Itu yang melihat iklan perokok pemula, karena iklannya marak dan terkesan sangat agresif sehingga menciptakan keinginan anak-anak muda untuk merokok,” kata Putu.

Ia meminta Pemerintah Provinsi Bali melengkapi Perda Kawasan Tanpa Rokok saat ini untuk pengaturan iklan rokok di Bali.

Sumber