JAKARTA -
Data Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan menunjukkan kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat setiap tahun.

Berdasarkan catatan tahunan hingga tahun 2016, telah mencapai 259.150 kasus. Gaya hidup merokok juga menyumbangkan kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan.

Evie Permata Sari, Media Officer Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T), di kampung Warna-warni, Kampung Penas Tanggul, Cipinang Besar Selatan, mengatakan, “Sering kita membaca bagaimana istri dipukuli suami karena tidak mau membelikan atau memberi uang rokok. Biaya pembelian rokok dalam rumah tangga menjadi prioritas nomor tiga setelah pembelian pangan.”

Perempuan dan anak adalah dua kelompok rentan yang seringkali tidak mempunyai posisi tawar terhadap bahaya rokok.

Dia menerangkan, Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 menempatkan rokok sebagai pengeluaran per kapita terbesar ketiga untuk kelompok makanan di bawah pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi dan padi-padian.

Pengeluaran terbesar masyarakat untuk makanan dan minuman jadi sebesar 29 persen, pengeluaran untuk padi-padian 14 persen, dan di urutan ketiga pengeluaran rokok 13,8 persen.

Sementara itu menurut Azas Tigor Nainggolan dari Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) menyampaikan, data menunjukkan 70% perokok di Jakarta adalah warga miskin. “Sebagai warga miskin yang sering diidentikan dengan kebiasaan tidak normal merokok, warga Penas ingin menjadikan kampungnya tanpa rokok,” ujar Azas Tigor.

Dalam kesempatan ini secara khusus warga ingin menunjukkan bahwa mereka walau miskin dan kampungnya di pinggir sungai Cipinang tetap bisa menjadi kampung yang sehat, indah dan menarik juga memberi kontribusi positif bagi kota Jakarta.

Warga akan mulai membangun kebiasaan tidak merokok di dalam rumah agar ibu-ibu dan anak-anak mereka tidak terpapar asap rokok ayahnya. Sikap tanpa rokok ini akan terus dikembangkan menjadi kampung yang benar-benar bebas dari rokok.

“Melalui Kampung Warna-warni Tanpa Rokok ini, warga ingin menjadikan kampung percontohan sebagai kampung sehat tanpa rokok melindungi hak hidup sehat bagi perempuan dan anak-anak,” ujar Tigor menegaskan.

Sumber: Suara Merdeka