JAKARTA
- Mungkin kamu terpesona melihat iklan rokok di televisi yang menyuguhkan pemandangan alam Indonesia. Suguhan iklan yang paling menarik salah satunya iklan dari produsen rokok yang imagenya kental dengan aktivitas olah raga petualangan.

Mulai dari tema olah raga panjat tebing, mendaki gunung, slackline olah raga keseimbangan di atas tali yang sedang tren, paralayang dan tidak ketinggalan olah raga air juga menjadi tema iklan rokok. Hanya dalam 30 detik iklan tersebut berhasil mempresentasikan nikmatnya rokok.

Tentu bagaimana nikmatnya rokok itu tidak disampaikan secara langsung di iklan-iklan rokok televisi. Produsen rokok sangat cerdas dalam mengembangkan ide-ide iklan yang kreatif tanpa harus menyajikan sebungkus rokok atau orang yang merokok secara langsung.

Aktivitas, hobi dan gaya hidup golongan usia tertentu menjadi target pemasaran iklan rokok secara terselubung. Bila kita membicarakan aktivitas, hobi dan gaya hidup artinya kita juga membicarakan komunitas. Dalam skala besar komunitas tentu menjadi pasar yang menggiurkan.

Namun pernahkah Anda bertanya mengapa ada anak muda dalam iklan rokok? Aktivitas dan hobi menantang olah raga petualangan jelas sangat digandrungi oleh anak-anak muda. Hanya sedikit orang tua yang menggemari olah raga ekstrem karena faktor usia dan keterbatasan fisik.

Kelompok remaja mulai dari usia 12 tahun sampai 19 tahun mempunyai kondisi fisik yang sangat mendukung untuk berpetualang. Mulai dari kegiatan sederhana seperti pergi kamping ke lembah gunung, mendaki gunung dan panjat tebing banyak dilakukan oleh kelompok usia ini.

Jadi sangat jelas siapa target utama pemasaran rokok di Indonesia. Ya, anak-anak muda mulai dari usia remaja adalah target utama dan pintu gerbang generasi penerus penikmat rokok. Kini bukan suatu hal yang mengherankan jika ada anak sekolah sarapan pagi mengisap rokok.

Pesan-pesan tersembunyi dalam iklan rokok walau tanpa harus menyuguhkan sebungkus rokok berhasil mempengaruhi anak-anak remaja, pelajar dan mahasiswa. Setiap aktivitas, hobi dan gaya hidup anak-anak muda diwakilkan suaranya oleh iklan-iklan rokok.

Oleh karena itu anak-anak muda umumnya selalu ada dalam iklan-iklan rokok. Anak muda yang menjadi bintang iklan rokok anak seolah menjadi agen-agen rokok yang mewakili kegiatan ‘positif’ seperti olah raga petualangan misalnya dan gaya hidup masa depan yang keren.

Sudah seharusnya regulasi batas usia perokok diperketat lagi dan lagi oleh pemerintah. Keterlibatan mulai dari lingkup terkecil keluarga, masyarakat sampai instasi terkait yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Kesehatan juga diharapkan lebih serius menyikapi bom waktu anak-anak muda generasi penikmat rokok di masa depan.

Program-program pemerintah dan regulasi-regulasi yang dikeluarkan tentang bahaya rokok bagi kesehatan semestinya tidak berhenti mandul di tengah jalan. Pengawasan dan tindakan tegas bagi produsen dan perokok aktif yang tidak menghormati hak-hak orang bukan perokok di lingkungan bebas rokok terus berjalan secara berkesinambungan.

Sangatlah ironis jika kegiatan dan gaya hidup positif yang disuguhkan dalam iklan-iklan rokok namun kenyataannya tetap mereka adalah iklan rokok yang mencari pasar anak-anak muda sebagai ladang bisnisnya. Tubuh anak-anak muda yang hobi olah raga petualangan memang umumnya kuat bertenaga tapi tidak pernah ada ungkapan “Di dalam tubuh yang sehat terdapat paru-paru yang rusak”.

Sumber: CNN Indonesia