JAKARTA - Usia perokok di Indonesia setiap tahun semakin dini. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat lebih dari 100 persen dalam kurun waktu 20 tahun yakni dari 8,9 persen di 1995 menjadi 18 persen di 2013.
Sementara prevalensi remaja usia 16-19 tahun yang merokok meningkat tiga kali lipat dari 7,1 persen di 1995 menjadi 20,5 persen pada 2014.Saat ini, Indonesia telah mencapai tingkat memprihatinkan dalam konsumsi produk tembakau, terutama rokok.
Data Kemenkes menunjukan prevalensi perokok dari 27 persen di 1995 meningkat menjadi 36,3 perse di 2013. Artinya, jika 20 tahun yang lalu dari setiap tiga orang Indonesia, satu orang diantaranya adalah perokok maka saat ini dari setiap tiga orang di Indonesia, dua orang diantaranya adalah perokok.
Bukan itu saja, prevalensi perokok perempuan juga meningkat dari 4,2 persen di 1995 menjadi 6,7 persen di 2013. Dengan demikian, pada 20 tahun yang lalu dari setiap 100 orang perempuan Indonesia empat orang di antaranya adalah perokok, maka dewasa ini dari setiap 100 orang perempuan Indonesia, tujuh orang di antaranya perokok.
"Merokok itu sama sekali tidak bermanfaat. Rokok awalnya coba-coba, apalagi buat ABG (anak baru gede atau remaja) nih biasanya mau gaya, terus ikut-ikut nyoba rokok. Jeleknya, rokok itu addict yaa. Kita nyoba ngerokok sekali lalu ketagihan, kecanduan terus sampai tua mau berhenti susahnya setengah mati, yang untung siapa coba?," ujar Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek, seperti dikutip dari laman Kemenkes, Senin (10/10/2016).
Menurut Menkes, semakin muda seseorang mulai merokok, maka dia akan semakin mudah untuk ketagihan dan sulit untuk berhenti merokok.
"Situasi ini jelas akan memperbesar penjualan produk mereka. Sehingga tanpa kita sadari usia remaja dan anak-anak kini jadi sasarannya. Buktinya, iklan rokok yang marak di media banyak menampilkan gaya hidup remaja, sebuah kesengajaan membidik anak muda sebagai target pasar mereka," papar Menkes.
Menkes juga menegaskan bahwa adanya kebijakan kawasan tanpa rokok di sekolah itu bukan untuk menakut-nakuti, justru untuk melindungi para siswa dan warga sekolah yang berada di dalamnya. Karena itu, Menkes mengajak remaja untuk katakan tidak pada rokok.
Sumber: Netral News