Pameran Art of Lives "Mereka Bukan Dewa" akhirnya dipamerkan untuk publik di Jalan Mangkubumi, Yogyakarta. Pameran yang dibuka pada 25 November itu diangkat sebagai kritik terhadap praktik korporasi rokok yang berusaha menghegemoni pola pikir masyarakat dengan khasiat rokok.

Pameran yang digelar hingga 9 Desember itu sebagai suara keresahan publik atas keprihatinan buasnya rokok dalam melumpuhkan badan dan merusak kesehatan. Dalam pameran tersebut juga diadakan lomba seni publik untuk merawat Jogja agar kreatif dan sehat.

Semangat yang mendasari ini tak lain adalah kebiasaan merokok yang sudah mengancam kesehatan warga, iklan rokok yang menjajah kesadaran dan nalar, serta korporasi rokok yang selalu berkampanye melindungi petani. Jelas propaganda palsu semacam ini sangat bahaya dan menunjukkan betapa publik telah dijajah oleh pemikiran dan hasutan sesat.

"Atas dasar situasi inilah yang membuat kami mengadakan lomba. Tujuan lomba ini selain untuk mengajak anak-anak muda kreatif dalam kampanye menolak budaya merokok, juga memberi informasi yang sebenarnya tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Bahwa korporasi rokok bukan beroperasi dengan niat baik, cara baik, dan sasaran yang baik," ungkap Eko Prasetyo, Ketua Social Movement Institute kepada Rimanews, Senin (5/12/2016).

Tak hanya itu, usaha mereka meracuni kesadaran berpikir dengan mengatakan bahwa rokok adalah tradisi, dan ada petani tembakau yang dilindungi di sana, juga bukan hal yang benar.

Salah satu karya instalasi memproyeksikan sebuah alat pelinting rokok tradisional. Dalam karya instalasi ini, bukan tembakau lagi yang dilinting bersama kertas pembungkus rokok. Akan tetapi, di sini yang dilinting adalah seorang petani. Untuk menambah kesan ekstrimnya, yang melinting adalah iblis, disimbolkan sebagai pihak yang mendapatkan untung atas jerih payah sang petani. Hampir kebanyakan, dari 10 karya instalasi yang telah jadi, memiliki narasi kritikan keras terhadap korporasi rokok yang terus menghisap dan mencincang para petani demi keuntungan mereka saja.

Akhirnya, pemenang Lomba Seni Instalasi Publik ini adalah “Duri Kematian” karya Totok  sebagai juara pertama. Kemudian, “Give Up” karya Rian Sayurlodeh sebagai  juara kedua dan “Warung Akhirat” karya Surya Madhalika sebagai juara ketiga.

Sumber: Rimanews.com