Iklan layanan masyarakat, maupun orang terdekat Anda pasti sudah memperingatkan soal bahaya rokok. Terutama efeknya bagi anak.
Bagaimanapun tembakau dan nikotin yang berhembus memiliki efek yang merugikan kesehatan diri, maupun perokok pasif. Merokok juga memengaruhi pula kehidupan sosial anak secara tak langsung.
Sebuah studi baru mengatakan, apabila di dalam sebuah rumah terdapat orang dewasa yang merokok berdampak pada kehidupan antisosial anak.
Penelitian dari University of Montreal di Kanada mengatakan, semakin banyak sang anak terpapar asap tembakau rumah tangga, semakin besar risiko ia mengadopsi perilaku antisosial terhadap orang lain. Hal terburuk, anak bisa saja mengalami masalah perilaku agresif di sekolah.
Penelitian pada hewan juga menunjukkan, paparan asap tembakau merupakan racun bagi perkembangan otak. Asap ini membuat hewan rentan saat ia masuk di dalam lingkungan.
Perkembangan otak yang abnormal biasanya diakibatkan paparan bahan kimia beracun dan racun tembakau yang menempel pada tangan orang dewasa. Paparan ini secara perlahan memantik perilaku antisosial ditandai dengan niat proaktif anak untuk menyakiti orang lain.
"Anak-anak memiliki perilaku yang sedikit tidak terkontrol ketika ia terpapar dengan asap rokok. Racun dari asap rokok bisa memengaruhi perkembangan otak eksponensial," ungkap Linda Pagani, profesor dari University of Montreal.
Menurut Pagani, orangtua yang merokok di dekat anak mereka sering secara tidak sengaja mengekspos asap melalui kedua tangannya. Tentu, hal ini akan memengaruhi risiko masalah kesehatan baik jangka panjang, maupun pendek.
Peneliti memeriksa data kelompok anak-anak laki-laki dan perempuan di Quebec pada tahun 1997 dan 1998. Quebec Longitudinal Study of Child Development menganalisis perilaku 1.035 anak, yang mana sebagian orangtua mereka adalah perokok aktif. Penelitian ini melibatka anak-anak pada rentang usia 1,5 - 7,5 tahun.
Pada usia 12 tahun, mereka dianalisis kembali dari segi perilaku antisosial dan karakteristik akademis. Secara keseluruhan, 60 persen keluarga melaporkan tidak pernah terpapar dari asap rokok. Sementara, 27 persen melaporkan ada eksposur intermittent, dan 13 persen dari mereka dilaporkan terpapar asap rokok kronis. Demikian dikutip dari laman Demikian diberitakan dari Zeenews, Selasa (29/11/2016).
Sumber: Okezone.com