JAKARTA - Ramainya penolakan terhadap sebuah pasal dalam RUU tentang Kebudayaan mengenai kretek sebagai kebudayaan, memicu Ade Permata Surya, S.Gz., MM dan Hery Chariansyah, SH., MH dari Raya Indonesia (Rumah Kajian dan Advokasi Kerakyatan) untuk ikut ambil bagian demi melawan segala upaya pembodohan publik
Hari ini, Kamis (21/4), Raya Indonesia meluncurkan sebuah buku yang berjudul "Rokok Kretek Bukan Warisan Budaya Indonesia" di Hotel Atlet, Jakarta Selatan. Berdasarkan info mempunyai maksud melakukan upaya-upaya kajian dan advokasi kebijakan maupun sosial untuk memperjuangkan serta memajukan hak-hak dan kesejahteraan rakyat Indonesia,
Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu penulis buku, Ade Permata Surya,S.GZ.,MM mengatakan bahwa ada salah satu komunitas Kretek Indonesia yang mengajukan rokok menjadi budaya Indonesia sehingga masuk RUU, namun saat ini sudah dihapuskan.
Dengan tegas Ade mengatakan bahwa rokok kretek bukanlah warisan budaya Indonesia. Dalam meluncurkan buku ini, Ade melakukan beberapa penelitian kepustakaan, metode analisa deskriptif, pengumpulan datan dan wawancara dengan beberapa orang.
"Buku ini kami tulis untuk meluruskan bahwa kretek bukanlah warisan budaya Indonesia. Segala penelitian saya lakukan. Lamanya penulisan buku ini dari awal bulan Januari 2016 sampai Maret 2016," kata Ade.
Dengan gamblang Ade mengatakan bahwa tembakau bukanlah tanaman asli Indonesia, tanaman ini berasal dari India Selatan dan Amerika Utara dan ini merupakan budaya suku Indian Amerika Utara yang masuk ke Indonesia.
"Tembakau bukanlah tamanan asli Indonesia, jadi jangan pernah menganggap bahwa ini adalah tanaman asli Indonesia. Sebaiknya kretek jangan diwariskan tapi di museumkan saja," ucap Ade.
Rokok bisa berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan didalam tubuh bahkan kanker dan lagi zat adiktif dalam rokok bisa membuat seseorang menjadi ketagihan.
"Merokok bisa merusak tubuh, sudah sangat jelas kalau rokok sangat merusak. Untuk itu, penting adanya kesadaran dari masyrakat. Dan saya sedih kenapa rokok menjadi kebutuhan yang pokok dibandingkan dengan pangan dan sandang, mereka sangat membela-belakan membeli rokok dibandingkan yang lain," kata Ade.