JAKARTA - Abdillah Ahsan, Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyebut, sebagian dari biaya manfaat JKN digunakan untuk membayar penyakit akibat rokok.
Pernyataannya ini diperkuat dengan data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2010 didapatkan kematian akibat penyakit yang terkait tembakau sebesar 190.260 jiwa yang merupakan 12,7% dari total kematian pada tahun yang sama.
“Penelitian yang sama menunjukkan total kerugian ekonomi akibat konsumsi tembakau sebesar Rp 245,41 triliun yang terdiri dari biaya kesehatan dan total tahun produktif yang hilang karena kematian terkait konsumsi tembakau,” kata dia.
Pengendalian tembakau merupakan upaya yang harus diambil untuk menurunkan konsumsi dan prevalensi perokok serta biaya kesehatan untuk penyakit akibat rokok.
Sementara itu, lanjut Magdalena, perusahaan rokok terus strateginya untuk menargetkan anak-anak sebagai calon konsumen mereka. Salah satu perusahaan rokok terbesar dunia, British American Tobacco (BAT), pemilik lebih dari 60% saham PT.
Menurut Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak Indonesia, sekolah merupakan tempat yang strategis bagi perusahaan rokok untuk beriklan, sebab sekolah adalah tempat anak-anak kita berkumpul setiap hari.
“Dari 360 sekolah yang kami pantau, 85% sekolah dikelilingi oleh iklan rokok. Bahkan di sekolah-sekolah ini, iklan rokok dipasang di pagar-pagar sekolah sebagaimana yang kami temukan di Padang, Mataram dan Makasar,” lanjutnya lagi.
Riset Universitas Muhammadiyah Magelang mengenai tingkat kesejahteraan petani juga menunjukkan bahwa kesejahteraan petani tembakau bukan hanya semata-mata berasal dari dari pertanian tembakau. Para petani juga mengandalkan pada tanaman lain. Data lainmenunjukkan pada 2005 hanya 1,7 persen petani yang menanam tembakau sebagai salah satu hasil panennya.