Melbourne - Pemerintah negara bagian Victoria, Australia sangat serius untuk mengurangi jumlah perokok. Saat ini, di Victoria tercatat ada lebih dari 700 ribu perokok aktif.
Pemerintah setempat pun memutar otak untuk menanggulangi masalah ini. Akhirnya dibentuklah Quit Victoria yang bertugas untuk menjalankan program mengurangi jumlah perokok.
Beragam usaha telah dilakukan Quit Victoria untuk menekan jumlah perokok. Selain melakukan kampanye dan pendampingan langsung, saat ini Quit Victoria tengah menggodog ide untuk mengusulkan kepada pemerintah agar menaikkan harga rokok.
"Harga adalah alasan utama orang-orang untuk berhenti merokok, saat harga rokok semakin tinggi, maka beberapa kalangan seperti anak-anak mulai tak sanggup membeli. Beberapa kalangan lain mulai merasa menyia-nyiakan uang untuk merokok," kata Director of Quit Victoria, Sarah White saat ditemui detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International pada Juni 2016 lalu.
Saat ini sebenarnya harga rokok di Australia sudah tergolong tinggi, yakni AUD 20-30 (sekitar Rp 200-300 ribu) setiap bungkusnya. Namun ternyata harga setinggi itu masih bisa terjangkau warga Australia, sehingga meskipun jumlah perokok berkurang, namun tetap saja jumlahnya masih di kisaran 32% dari seluruh total jumlah penduduk.
Oleh karena itu, menaikkan harga rokok menjadi salah satu pilihan. Sarah merekomendasikan, ke depan harga rokok di Australia berada di kisaran AUD 40 (sekitar Rp 400 ribu) satu bungkusnya.
"Saat ini sedang dibahas untuk meningkatkan harga rokok lagi dan menaikkan pajaknya sebesar 70%. Kami mempertimbangkan harga rokok bisa di antara AUD 40 setiap bungkusnya," jelas Sarah.
Gambar mengerikan di bungkus rokok pun sudah cukup membantu mengurangi jumlah perokok. Menurut Sarah, setidaknya gambar yang ada di bungkus rokok akan mengingatkan orang tentang bahaya yang mengintai mereka.
"Gambar yang ada di bungkus rokok juga cukup membantu untuk mengingatkan orang-orang bahaya yang mengintai mereka. Hal itu juga cukup efektif mengurangi jumlah perokok. Namun itu hanya sebagian dari 'senjata' kami untuk mengurangi jumlah perokok di Victoria," imbuhnya.
Selain merekomendasikan agar pemerintah menaikkan harga rokok, Quit Victoria juga membuat aplikasi untuk membantu orang-orang yang akan berhenti merokok. Aplikasi bernama My QuitBuddy itu dikembangkan oleh pemerintah Australia.
Aplikasi My QuitBuddy berisi berbagai menu untuk membantu seseorang berhenti merokok. Di awal aplikasi dibuka, seseorang akan ditanyakan berapa batang rokok yang dihabiskan setiap hari. Selain itu, ada kolom pertanyaan pula tentang uang yang dikeluarkan untuk membeli rokok setiap harinya.
Setelah itu, akan memasuki menu target mulai program berhenti merokok. Orang yang sudah mendaftar dalam aplikasi ini setiap harinya akan mendapatkan notifikasi larangan merokok. Aplikasi juga memberikan peringatan bahaya apa saja yang mengintai para perokok.
Bila pengguna aplikasi sedang memiliki waktu luang yang biasanya digunakan untuk merokok, maka tinggal buka saja aplikasi My QuitBuddy dan pilih menu distract me. Beragam game tentang berhenti merokok bisa dimainkan. Game tersebut dibuat untuk menyibukkan pengguna agar tidak terpikir untuk merokok.
Setiap harinya, pengguna akan mendapatkan notifikasi berapa jumlah uang yang bisa dihemat karena mengurangi rokok. Pemberitahuan tentang membaiknya kesehatan juga akan diberikan di aplikasi yang tersedia di appstore ini.
"Aplikasi yang dikembangkan pemerintah Australia itu sungguh membantu orang, karena di aplikasi itu orang bisa menghitung berapa banyak uang yang bisa dihemat dengan berhenti merokok dan ada juga game yang akan menyibukkan orang di waktu senggang sehingga mereka tidak peduli dengan rokok lagi," tutur Sarah.
Sejak dibuat pada tahun 2015, aplikasi itu sudah didownload lebih dari 100 ribu orang. Hal tersebut menurut Sarah sangat menyenangkan karena artinya sudah banyak orang yang sebenarnya berniat untuk berhenti merokok.
"Yang terpenting adalah kami bisa membantu orang-orang untuk setidaknya di tahap pertama mengurangi kebiasaan merokok mereka, menyibukkan diri mereka dengan game yang kami buat dan apapun itu untuk membantu mereka," tegasnya.