Jakarta
-- Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, didukung ratusan warga Bogor menggelar aksi menulis surat untuk Presiden Joko Widodo yang berisikan permintaan agar pemerintah segera meratifikasi kerangka kerja pengendalian tembakau (FCTC), Minggu (15/5).


Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Ratna Yunita mengatakan, aksi menulis surat untuk presiden merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor dalam rangka memperingati Hari Jadi Bogor dan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada 31 Mei 2016 mendatang.

Menurut Ratna, aksi tulis surat ini merupakan bentuk dukungan Dinas Kesehatan dalam rangka penyuluhan hidup sehat, serta mendorong upaya pengendalian penyebaran tembakau dan rokok di kota Bogor.

"(Aksi tulis surat) ini juga bagian dari tugas rutin Dinas Kesehatan dalam penyuluhan hidup sehat," tutur Ratna, seperti dilansir Antara, Minggu (15/5).

Menurut Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bogor Nia Nurkania, sudah saatnya masyarakat menekan tingkat konsumsi rokok dan sadar akan bahaya rokok sebagai salah satu pemicu penyakit degeneratif nomor satu yang mengakibatkan kematian.

Nia menuturkan, kini industri rokok secara persuasif melalui iklan, promosi, dan sponsor yang terpampang luas menjadikan anak-anak dan remaja sebagai target perokok pengganti. Industri rokok menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah untuk mempengaruhi anak-anak dan remaja untuk merokok lewat iklan yang mereka pasang.

Selain itu, dampak dari asap rokok tidak hanya mencemari kesehatan penggunanya atau perokok aktif, tapi juga memberi dampak yang buruk bagi kesehatan para perokok pasif.

"Jumlah perokok Indonesia sekitar 62 juta jiwa. Lebih dari 150 juta penduduk Indonesia terpapar asap rokok di tempat umum dan lingkungannya," imbuh Nia.

Lebih lanjut, surat tersebut akan dikumpulkan bersama surat-surat dari kota lainnya untuk dikirimkan langsung kepada Presiden Joko Widodo pada 29 Mei mendatang.

"Surat untuk presiden dari Kota Bogor ini ditulis oleh warga di secarik kertas, isi surat bebas, pesan utamanya untuk membebaskan Indonesia dari iklan rokok dan asap rokok," tambah Nia.